Rabu, 03 Juni 2015

Balapan motor trail dengan tingkat bahaya yang tinggi, lazimnya dilakukan orang dewasa. Namun di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, puluhan anak berusia delapan hingga dua belas tahun berlomba untuk menjadi yang terbaik dalam balap motocross.

Olahraga motocross kini diminati anak-anak, laki-laki maupun perempuan. Bagi para pembina, hal itu dianggap positif karena membina mental anak-anak menjadi lebih kuat melalui olahraga ekstrem.

 sirkuit Bandungan. Lengkap dengan pakaian keamanan dan helm balap, anak-anak itu tampak seperti pembalap profesional. Raungan mesin 110 cc yang telah dimodifikasi menambah semangat mereka untuk melaju menuju garis start.

Saat lomba dimulai, raungan suara motor menyalak kencang, tanda motor akan melakukan start. Tak ubahnya pembalap profesional, mereka dengan gesit dan lincah, saling memacu motor untuk menjadi yang terdepan di lintasan balap.Motocross memang tergolong olahraga ekstrem, maka jatuh pun menjadi risiko bagi para pembalap cilik itu. Tapi hal itu tak menjadi halangan bagi mereka untuk terus menekuni olahraga ekstrem tersebut.

Menurut Cahyudi, Pembina Motocross Anak-anak, ada tantangan tersendiri dalam melatih anak-anak mengikuti olahraga motocross. Sebagai pembina, kesabaran ekstra diperlukan untuk melatih mereka, terutama untuk melatih keberanian agar tidak takut menghadapi situasi lintasan yang berbahaya. Jika mental anak-anak sudah terbentuk, mereka kemudian diajarkan teknik untuk membalap.

Cahyudi berharap, melalui pelatihan mental dengan motocross, anak-anak dapat mengambil pelajaran dari bagi kehidupan sehari-hari. “Bahwa dalam dunia pendidikan dan dunia motocross ini diperlukan jiwa kompetisi untuk menjadi yang terbaik.”

0 komentar :

Posting Komentar